Jumat, 09 Mei 2014

Panas Bumi (Sarula)



BAB I PENDAHULUAN


1.1  Pendahuluan
Lokasi Indonesia yang berada di ”ring of fire” dunia dengan banyaknya gunung api disamping memberikan dampak yang berbahaya juga memberikan anugerah akan tersedianya energi yang ramah lingkungan yaitu panas bumi. Potensi energi panas bumi yang dimiliki oleh Indonesia mencapai sekitar 28.000 MW dengan potensi sumber daya 13440 MW dan reserves 14.473 MW tersebar di 265 lokasi di seluruh Indonesia. Dr. Ir. Hadiyanto, MSc. dari Pusat Sumber Daya Geologi dalam siaran persnya menjelaskan dari potensi sebesar tersebut, 4% atau 1.189 MW telah dimanfaatkan energinya untuk pembangkitan tenaga listrik dengan kapasitas terpasang terbesar berada di daerah Jawa Barat yaitu sebesar 1057 MW (20% dari cadangan), kemudian diikuti oleh Jawa Tengah 60 MW, Sulawesi Utara 60 MW dan Sumatera Utara 12 MW. Untuk pengembangan potensi panas bumi, pemerintah memberikan kesempatan yang luas kepada pihak swasta untuk ikut berperan serta dalam pengembangan tenaga listrik panas bumi. Sebagai upaya Pemerintah untuk mendorong pengembangan panas bumi di Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2003 tentang Panas Bumi dan Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi. Berdasarkan regulasi tersebut telah ditetapkannya 22 (dua puluh dua) Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) yang terdiri dari 8 WKP di Sumatera, 7 WKP di Jawa, 2 WKP di Sulawesi, 3 WKP di Nusa Tenggara dan 2 WKP di Maluku. "Untuk mendukung iklim investasi panas bumi, Pemerintah juga sedang menyusun program untuk merampungkan penetapan restrukturisasi tentang jual beli listrik dari PLTP." jelasnya. Ke depan, Pemerintah bermaksud untuk lebih memanfaatkan energi panas bumi dalam penyediaan tenaga listrik nasional melalui program percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik 10.000 MW tahap II, yang komposisi energy mixnya lebih ke arah energi baru terbarukan, yang salah satunya adalah panas bumi. Dengan pelaksanaan program ini, diharapkan kontribusi pemanfaatan energi panas bumi meningkat menjadi 17% (4.713 MW) dari potensi energi panas bumi yang ada hingga tahun 2015. Saat ini pengembangan lapangan panas bumi di Ulubelu, Provinsi Lampung sedang dilakukan. Lapangan ini telah berhasil melakukan pemboran 12 (dua belas) sumur dengan potensi uap dari uji produksi sebesar 80 MW. Pengembangan lapangan panas bumi juga sedang dilaksanakan di Lumut Balai (Provinsi Sumatera Selatan), Sungai Penuh (Provinsi Jambi), Hululais (Provinsi Bengkulu), Kotamobagu (Provinsi Sulawesi Utara), Karaha, (Provinsi Jawa Barat). Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya panas bumi terbesar di dunia (40% cadangan dunia) juga aktif dalam kancah industri panas bumi dunia. Pada tanggal 25-30 April 2010 akan diadakan konferensi geothermal dunia ( World Geothermal Conference ) di Denpasar, Bali. "Pertemuan ini akan dihadiri oleh lebih dari 1.000 pelaku bisnis industri panas bumi dunia. Pembahasan terkait dengan teknologi forum bisnis dan peningkatan kapasitas SDM akan menjadi fokus dalam pertemuan tersebut." Info Hadiyanto.
Sumber : Jakarta, Tambangnews.com.

1.1.2 Latar Belakang
Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyebutkan, berbagai simpul yang macet mengenai pembangunan pembangkit geothermal Sarulla, mulai diurai kabinet pemerintahan saat ini pada pada Desember 2010. Satu persatu hambatan di berbagai tingkatan diurai hingga memerlukan koordinasi berkala langsung dari kantor Wakil Presiden dan Kementerian Perekonomian. “Perlu 27 bulan dari saat itu sampai sekarang. Semoga di masa depan mekanisme penyelesaian masalah bisa diatasi lebih baik,” kata Wapres.Wapres menyinggung betapa besar potensi Sarulla. Dengan kesepakatan harga Rp 6.7 sen/kwh, maka penghematan subsidi listrik mencapai hingga Rp 4 Trilun/tahun. Sedangkan dari segi non-keuangan bisa menghemat emisi CO2 hingga 1 juta ton. Inilah kontribusi Indonesia pada pemanasan global. “Sarulla bukan cuma terbesar di Indonesia, tapi juga salah satu kontrak tunggal terbesar di dunia,” kata Wapres.
Wapres berharap bahwa pembangunan pembangkit geothermal Sarulla bisa menjadi inspirasi bagi proyek-proyek swasta lainnya untuk berbondong-bondong masuk. “Uang APBN kita sendiri tak cukup kalau membangun sendiri. Dengan Sarulla ini, saya berharap investor lain segera masuk. Kami upayakan kontrak yang menguntungkan bagi semua pihak,” katanya.  
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan sangat berbahagia atas kelanjutan proyek pembangunan pembangkit geothermal Sarulla yang telah dirintis sejak 1990. Potensi Sarulla yang sangat besar akan memberi dampak sangat besar bagi penyediaan listrik di wilayah Sumatera Utara. Ia pun meminta kepada konsorsium agar meyegerakan pembangunan. (Setwapres/ES)
1.2  Maksud dan Tujuan
1.2.1        Maksud
Maksud dari penelitain panas bumi di daerah sarula mengetahui tanda – tanda potensi panas bumi di desa sarula.

1.2.2        Tujuan
Tujuan dari penelitain panas bumi di daerah sarula untuk mengetahui potensi panas bumi di daerah sarula

1.3  Letak daerah penelitaian
PLTP sarulla berlokasi di desa Silangkitang dan desa Namora, berada di kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Peta berikut mempelihatkan lokasi tersebut. (Sumber: maps.google.com)









Gambar 1.1 Lokasi PLTP Sarulla, berada di Tapanuli Utara, Sumatera Utara
Sementara pengelola proyek ini adalah sebuah konsorsium yang merupakan gabungan dari perusahaan Medco-Ormat-Itochu-Kyushu. Konsorsium inilah yang bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengoperasian PLTP ini kelak. Medco adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidan minyak dan gas, semesntara Ormat adalah perusahaan Amerika yang bergerak di bidang teknologi panas bumi, sementara Itochu adalah perusahaan Jepang yang punya bisnis di bidang energy, dan Kyushu adalah perushaan Jepang yang bergerak di bidang energy listrik.
1.3.1  Cara Kerja
PLTP adalah pembangkit listrik tenaga uap. Sama halnya dengan pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut PLTN. Yang membedakan disini adalah bagaimana uap yang akan menggerakkan turbin diperoleh. Pada PLTN, uap diperoleh dengan memasak air dengan menggunakan reaktor nuklir, sedangkan pada PLTP uap diperoleh dengan menggunakan panas bumi.  Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan bagaimana PLTP bekerja.












Gambar 1.2 Gambar yang menunjukkan bagaimana PLTP bekerja.


Bagaimana kerjanya :
1.    Sumber panas utama dalam system in adalah panas dari batuan yang ada di perut bumi. Di gambar tersebut diperlihatkan bahwa letak batuan tersebut berada di kedalaman 4000-6000 m. dengan lebar 500-1000 m.
2.    Batuan panas ini digunakan untuk memasak air sehinggga menghasilkan uap. Uap air tersebut akan naik ke permukaan melalui sumur produksi.
3.    Uap yang dihasilkan ini akan dialirkan ke alat konversi panas, lalu dialirkan ke turbine uap.
4.    Turbin ini terhubung dengan generator listrik, pemanfaat uap untuk menghasilkan listrik bisa beragam. Tergantung dari teknologi yang digunakan. Untuk PLTP sarulla technology yang digunakan adalah dengan menggunakan siklus gabungan (Combined Cycle). Teknologi ini akan dijelaskan pada bagian berikut.
5.    Listrik yang dihasilkan akan dikirim ke gardu induk untuk dikirim ke pengguna melalui jaringan transmisi. PLTP sarulla akan menggunakan jaringan transmisi 150 KV.
Reservoir digunakan sebagai penampungan air. Air tersebut dapat berasal dari sungai atau sumber mata air lain. Air ini diperlukan untuk disuntikkan ke dalam perut bumi melalui sumur injeksi.
PLTP sarulla akan menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh ORMAT Technologies, Inc. Perusahaan yang berbasis di Nevada, Amerika Serikat ini bertanggunjawab untuk menrancang pembangkit dan akan menyediakan converter energy (Ormat Energy Converters) ke pembangkit. Perusahaan ini, dengan kepemilikan saham 12.75 % juga berperan untuk mengoperasikan pembangkit tersebut bekerja sama dengan perusahaan yang ada dalam satu konsorsium tersebut.
Pada bagian ini yang akan dibahas adalah sistem turbin yang akan digunakan. Pembahasan juga adalah general, tidak akan membahasa secara detail dan perhitungan matematis juga tidak disediakan.  Jika ingin memahami lebih jauh tentang hal in maka perlu memahami hokum-hukum termodinamika dan aplikasinya, ditambah lagi dengan pengetahuan tentang design tubin, dan cara transfer nergi kinetik yan dimiliki uap ke turbin, dan sampai akhirnya ke generator.
Teknologi buatan buatan ORMAT yang akan dipakai di PLTP sarulla disebut Combined Cycle Units (GCCU) Geothermal Power Plants. Dalam bahasa Indonesia bisa dikatakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi dengan menggunakan metode siklus gabungan. Bagaimana generator tipe ini bekerja, berikut penjelasannya.











Gambar 1.3 Cara kerja generator PLTU
Ø Siklus Pertama
1.    Uap air yang berasal dari pemanasan di perut bumi ini memiliki tekanan tinggi, dialirkan dengan menggunakan bantuan pompa uap menuju turbin uap (steam turbine). [Pada gambar diperlihatkan dengan bulatan-bulatan berwarna merah]
2.    Turbine uap akan berputar akibat dorangan mekanik dari uap air tersebut, dan akan memutar rotor generator, sehingga menghasilkan listrik. System di turbin uap ini dibuat tertutup, dimana uap yang telah melalui turbin akan dialirkan kembali menuju suatu tempat yang  disebut vaporizer (alat penguap).
3.    Alat penguap ini tidak dimaksudkan untuk menguapkan kembali uap. Tetapi bagian ini akan berfungsi pada siklus yang lain.
4.    Uap ini akan dilewatkan menuju ruang yang disebut pemanas mula (preheater). Tetapi pada bagian ini uap air telah berubah menjadi cair dengan temperature yang masih tinggi.
5.    Setelah melewati pemanas mula, air ini akan dimasukkan kembali ke perut bumi dengan bantuan pompa.
Ø  Siklus Kedua
1.        Pada saat yang bersamaan setelah uap air masuk ke preheater, cairan/fluida organic telah dialirkan dari condenser. Kondensor ini adalah alat yang digunakan untuk mengubah uap air menjadi air. Di gambar ditunjukkan dengan bagian yang berwarna hijau.
2.    Cairan/fluida organic ini akan mengalami pemanasan mula di ruang preheater, sumber panasnya adalah  uap yang telah menjadi cair yang telah digunakan pada siklus pertama.
3.    Cairan/fluida organic ini akan dialirkan ke Vaporizer (alat penguap) untuk diuapkan.
4.    Uap yang dihasilkan dari fluida organic ini akan dialirkan ke turbin kedua, yang juga akan menggerakkan rotor generator sehingga menghasilkan energi listrik.  
Siklus kedua ini adalah siklus yang berbeda dari siklus pertama. Tetapi, siklus kedua menggunakan sisa energy dari siklus pertama.  Oleh karena adanya dua siklus inilah sistem ini disebut dengan combined cycle (siklus gabungan). Pada gambar di atas terlihat ada dua turbin menggerakkan satu generator.Untuk hal ini saya tidak mengetahui secara pasti apakah itu hanya untuk kesederhanaan penggambaran atau memang ormat akan menggunakan tubin dengan rancangan seperti itu.  Tetapi yang pasti ada uda sumber penggerak utama (prime mover) terhadap generator.
Pertanyaan berikutnya adalah, generator jenis apa yang akan digunakan? Karena ini berhubungan dengan data teknis yang dimiliki persuahaan oleh karena itu tidak ada penjelasan secara lebih rinci akan hal ini. Tetai kemungkina besar generator yang digunakan adalah generator sinkron dengan yang dapat beroperasi dengan kecepatan tinggi. Jika dibandingkan dengan turbin buatan Mitsubishi range kecepatan turbin uap adalah dalam kisaran 3.800-11.000 rpm (revolution per minute). Gambar di bawah adalah contoh turbine buatan Mitsubishi.
Total daya listrik yang akan dihasilkan dari PLTP sarulla ini adalah 330 MW. Pada tahap pertama akan diperoleh 110 MW. Dari lokasi di silangkitang akan diperoleh 220 MW, sisanya dari Lokasi di Namora. Proyek ini adalah yang terbesar dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW tahap 2 dimana hampir separuhnya (4,9 GW) berasal dari energy panas bumi. Tahapan pertama direncanakan akan beropesai pada tahun 2016, dahapan kedua 2017 dan tahapan ketiga diharapkan akan beroperasi tahun 2013. Gardu induk akan dibangun di desa namora, dan akan ditransmisikan ke gardu Induk milik PT. PLN di Sarulla dengan panjang transmisi ±15 km, dengan menggunkan tegangan 150 Kv.  Dengan beroperasinya PLTP ini diharapkan krisis listrik  di Sumatera Utara akan berkurang.

















BAB II TINJAUAN UMUM


2.1 Dasar Teori
2.1.1 Survei geokimia
A.  Uraian Kegiatan
Penyelidikan geokimia dengan skala peta minimal 1:100.000 (Survei Pendahuluan) atau 1:50.000 (Eksplorasi) dengan cara pengambilan contoh dan analisis fluida panas bumi (air/uap/gas) dan tanah secara terbatas termasuk di dalamnya pembahasan tentang sifat fisik dan kimia serta komposisi kimia fluida (air/uap/gas) dan tanah, serta geotermometri.

B.  Hasil
a.    Laporan hasil penyelidikan geokimia termasuk diagram-diagram geokimia (Survei Pendahuluan).
b.    Laporan hasil penyelidikan geokimia rinci, peta geokimia dengan skala minimal 1:50.000, peta sebaran Hg dan CO2 dalam tanah, dan diagram-diagram geokimia (Eksplorasi)
c.    Dapat menentukan geothermometri air dan/atau gas yang menunjukkan suhu reservoir.
d.   Menentukan sistem reservoir panas bumi.

C.  Asumsi
-       Sistem panas bumi/geotermal adalah sistem hidrotermal terbuka (Sistem hidrotermal terbuka atau terputar (cyclic system) menunjukkan sirkulasi air; air (permukaan) masuk, terpanaskan dan muncul kembali ke permukaan).
-       Air merupakan media pembawa panas dan didominasi oleh air meteorik.
-       Saat fluida magmatik ikut ambil bagian, sistem panas bumi menjadi sistem hidrotermal volkanik/magmatik.

D.  Unsur Terlarut dalam Fluida Panas Bumi
-       Non-volatil (unsur terlarut)
-       Anion, mis. Cl-,HCO3-, SO4-², NH4-, F-, I-, Br-
-       Kation,mis.Na+, K+,Ca+2,Mg+2,Mn+2, Fe+2,Al+3, ion-ion As
-       Spesies netral, mis. SiO2, B,CO2, H2S,NH3
-       Volatil (gas) :
-       Uap air (H2O)
-       Non condensible gases,mis. CO2, H2S ,H2, N2
-       Gas inert/konservatif, mis. He,Ar

Unsur Terlarut dalam Fluida Panas Bumi
Dipengaruhi oleh:
-       Asal air
-       Penambahan unsur volatil magmatik (mis. Cl sebagai HCl, C sebagai CO2, dsb)
-       Kesetimbangan fluida-mineral
-       Proses yang terjadi pada fluida (mis. boiling dan mixing).

Air Meteorik
-       Air tanah mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3 dan Cl, dan dapat mengandung Fe, SiO2 dan Al
-       Air tanah dapat mengandung gas terlarut O2 dan N2
-       Air sungai mempunyai anion utama HCO3 dan kation utama adalah Ca.
-       Air hujan mempunyai anion utama Cl dan kation utama Na
-       Kandungan kimia air tanah sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.
-       Komposisi isotop stabil mengikuti Meteoric Water Line (MWL).

Air Klorida (Cl)
-       Menunjukkan air reservoir
-       Mengandung 1.000 hingga 10.000 mg/kg Cl
-       Perbandingan Cl/SO4 umumnya tinggi
-       Mengandung kation utama : Na, K,Ca dan Mg
-       Berasosiasi dengan gas CO2 dan H2S
-       pH sekitar netral, dapat sedikit asam dan basa tergantung CO2 terlarut
-       Disebut juga alkaline neutral water, brine water
-       Sangat jernih,warna biru pada mataair natural
-       Kaya SiO2 dan sering terdapat HCO3-
-       Terbentuk endapan permukaan sinter silika (SiO2).

Air Sulfat (SO4)
-       Terbentuk di bagian paling dangkal sistem geotermal
-       Fluida sekunder akibat kondensasi uap air ke dalam air permukaan (steam heated water).
-       SO4 tinggi (mencapai 1000 ppm) akibat oksidasi H2S di zona oksidasi dan menghasilkan H2SO4 (H2S + O2 = H2SO4).
-       Mengandung beberapa ppm Cl
-       Bersifat asam.
-       Ditunjukkan dengan kenampakan kolam lumpur dan pelarutan batuan sekitar.
-       Tidak dapat digunakan sebagai geotermometer.

Air Bikarbonat (HCO3).
-       Terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal sistem geotermal.
-       Fluida sekunder akibat adsorbsi gas CO2 dan kondensasi uap air ke dalam air tanah (steam heated water).
-       Anion utama HCO3 dan kation utama adalah Na.
-       Rendah Cl dan SO4 bervariasi
-       Di bawah muka air tanah bersifat asam lemah, tetapi dapat bersifat basa oleh hilangnya CO2 terlarut di permukaan.
-       Di permukaan dapat membentuk endapan sinter travertin (CaCO3).

Survei Fluida (Air dan Gas)
Survei Geokimia
-       Inventarisasi manifestasi permukaan:
-       Pengambilan sampel:
◦ pengukuran karakteristik manifestasi panas bumi
◦ Pengambilan sampel air
◦ Pengambilan sampel gas
◦ Pengambilan sampel tanah dan udara tanah
-       Analisa kimia di laboratorium
◦ Analisa kimia air
◦ Analisa kimia gas
-       Pengolahan data dan interpretasi
◦ Geotermometer
◦ Derajat keasaman pH)             Kondisi reservoir
◦ Kimia air reservoir

Survei Geokimia
-       Inventarisasi manifestasi permukaan:
◦ Lokasi (dan utilisasi)
◦ Deskripsi manifestasi (tipe, dimensi, jumlah keluaran, dll)
◦ Pengukuran karakteristik manifestasi (toC, pH, debit, dll)
◦ Deskripsi kondisi sekitar (tudara oC, alterasi permukaan, dll)
-       Gambaran tentang sistem panas bumi
-       Potensi sumber daya (hilang panas alamiah).

Survei Geokimia
-        Pengambilan sampel air:
◦ Akhir musim kering
◦ Titik keluaran langsung (temperatur dan debit tertinggi)
◦ Dimasukkan dalam botol plastik (polietilen) dan gelas untuk analisa
isotop
◦ Disaring dan bisa diasamkan
◦Ukuran > 100 mL untuk analisa anion dan kation utama, ~20 mL untuk analisa isotop stabil 18O dan D
◦ Deskripsi/informasi tentang sampel secara lengkap
◦ Analisa anion dan kation utama, isotop stabil, unsur jejak
-       Pengambilan sampel air dingin (meteorik).

Survei Gas
-       Pengambilan sampel gas:
◦ Titik keluaran langsung (temperatur dan debit tertinggi)
◦ Dimasukkan dalam botol Giggenbach yang telah diisi NaOH
◦ Deskripsi/informasi tentang sampel secara lengkap
◦ Analisa H2O, CO2, H2S, NH3, He, Ar, O2, N2 dan CH4 (+ HF, HCl, Ne, CO, gas hidrokarbon, oksidasi sulfur).

2.1.2 Survei geologi
A.  Uraian Kegiatan
a.    Penyelidikan geologi dengan skala peta minimal 1:100.000 (Survei Pendahuluan) atau 1:50.000 (Eksplorasi), termasuk di dalamnya pembahasan tentang analisis foto udara/citra satelit, jenis dan distribusi satuan batuan, struktur geologi, hidrogeologi, dan manifestasi panas bumi.
b.    Pemetaan untuk daerah vulkanik Kuarter diutamakan dengan menggunakan metode vulkanostratigrafi.

B.  Hasil
a.    Laporan hasil penyelidikan geologi, peta dan penampang geologi dengan skala minimal 1:100.000 (Survei Pendahuluan) atau 1:50.000 (Eksplorasi).
b.    Dapat memperkirakan/mempertegas posisi/lokasi heat source.

Kondisi Geologi Bawah Permukaan
A.  Metode lain:
a.    Geokimia
b.    Geofisika

B.  Pemboran:
a.    Landaian Suhu
b.    Pemboran Eksplorasi.

Metode Pemetaan Geologi
-       Interpretasi foto udara/citra satelit
-       Pemetaan lapangan
-       Prinsip pekerjaan
 Persiapan peta dasar dan alat
 Observasi dan deskripsi
◦ Pengelompokan sebaran batuan dan menarik urutan dan hubungan antar  batuan (stratigrafi)
◦ Deliniasi daerah alterasi
◦ Pemetaan struktur geologi
◦ Pengambilan sampel (batuan)

Metode Penginderaan Jauh
-       Analisis PetaTopografi
-       Analisis Foto Udara
-       Analisis Citra Satelit, seperti Landsat TM, SRTM dll
-       Pengecekan di lapangan.
-       Peta geologi dan penampang geologi.

Peta Topografi: Teknik Analisa
-       Mengamati dan mendelineasi bentukan-bentukan pola kontur topografi, seperti kelurusan, kontur menutup terisolasi, pola kontur yang sangat rapat, pola setengah lingkaran (crater) atau struktur lipatan rebah, dsb.

-       Target:
◦ Melakukan interpretasi sesar dan rekahan
◦ Mengidentifikasi batas litologi
◦ Mengetahui kondisi morfologi
-       Teknik analisa kelurusan dengan Fault Fracture Density (FFD)
-       Informasi di atas dapat dipakai antara lain untuk memprediksi pengontrol manifestasi permukaan panas bumi, menentukan sumber panas (intrusi/volcano).

Citra Satelit dalam Survei Geologi
-       Macam-macam sensor: Landsat TM, ASTER, SRTM, IKONOS, Quick Bird, SLAR, Radar, HyMap, dsb
-       Target:
◦ Pemetaan batuan (geologi)
◦ Pemetaan struktur
◦Pemetaan thermal (MAP, steaming ground, vegetation stress, hot/warmground, dsb)
◦ Pemetaan alterasi batuan.

Pemetaan Geologi Detil dan Struktur Geologi
-       Tipe dan batas litologi
-       Stratigrafi dan ketebalan unitnya
-       Struktur dan rekahan yang dominan
-       Tipe sesar (naik/turun/geser), umur relatif
-       Struktur/kontak litologi yang bersosiasi dengan kenampakan mata air
-       Rekomendasi mengenai:
Potensi batuan reservoir dan dimensinya, potensi batuan basemen dan dimensinya, potensi cap rock dan dimensinya tipe permeabilitas (rekahan / porous).

Kemunculan Manifestasi Dipengaruhi
-       Total panas yang ada di reservoar.
-       Parameter-parameter reservoar (e.g. permeabilitas, pola aliran, dll).
-       Parameter-parameter fluida panasbumi (e.g. densitas, viskositas, temperatur, tipe, dll).
-       Proses-proses pada fluida panasbumi yang terjadi di bawah permukaan (e.g. pencampuran dengan air dingin, boiling, kondensasi)
Kenampakan di permukaan dapat memberikan gambaran tentang kondisi bawah permukaan, termasuk besar potensi panas bumi.

Kolam Air
-       Panas umumnya hilang melalui evaporasi pada permukaan air.
-       Dibedakan menjadi: calm (t < 100oC), boiling, dan embullient pools (flashing of steam atau gas).

Kolam Lumpur
-       Akibat dari kondensasi uap air dan gas di dekat permukaan
-       t < 100oC, tetapi dapat > 100oC di daerah gunung api aktif.
Tanah Beruap
-       Uap berasal dari evaporasi air panas di dekat permukaan atau keluar dari bawah permukaan
-       Terdapat anomali vegetasi
-       Dapat dideteksi dengan pengukuran infra-red
-       Dibagi menurut heatflux: intensif (500-5000 J/m2s), kuat (50-500 J/m2s) dan lemah (< 50 J/m2s).
-       Steaming ground can be dangerous and great care should be taken when entering the area.

Hilang Panas Alamiah Tanah Beruap
-       Tanah beruap, termasuk fumarola, hanya terbentuk pada sistem panas bumi temperatur tinggi.
-       Hilang panas dikaji berdasarkan perbedaan gradien temperatur dan kondisi normal.
-       Transfer panas dari tanah beruap melalui mekanisme konduksi dan konveksi.
-       Pada mekanisme konduksi, hilang panas dipengaruhi oleh konduktivitas batuan.

Fumarola
-       Terdiri dari sebagian besar uap air atau campuran 2 fasa uap dan air panas.
-       Mengandung trace H2S, SO2 dan sublimasi S
-       Kebasahan & temperatur:
 Fumarol basah bertemperatur < 100oC dan terbentuk di sistem dominasi air
◦ Fumarol kering mempunyai temperatur 110 hingga 150oC pada sistem dominasi uap.

Rembesan (Seepage)
-       Umumnya keluar di dasar sungai.
-       Mengalami pelarutan oleh air tanah atau air permukaan.
-       Tidak dapat diambil sampelnya.

2.1.3 Survei geifisika
Pemetaan Dan Pendugaan Geolistrik
Untuk mengetahui sebaran tahanan jenis batuan secara lateral dan vertikal bawah permukaan
- survei gaya berat
Untuk memperoleh sebaran anomali gaya berat yang mencerminkan adanya struktur geologi bawah permukaan
Survei Geomagnet
Untuk memperoleh sebaran anomali magnetik yang mencerminkan adanya struktur geologi atau batuan ubahan bawah permukaan
- Survei Magnetotelurik
Untuk mendapatkan informasi mengenai struktur bawah permukaan berdasarkan harga tahanan jenis batuan dengan penetrasi yang lebih dalam dibandingkan dengan metode penyelidikan geolistrik (DC-Resistivity).
Pemetaan Dan Pendugaan Geolistrik
Pengukuran Lapangan
Metode yang digunakan adalah tahanan jenis DC dengan konfigurasi Schlumberger atau Wenner
-       Bentangan elektroda arus pada pemetaan AB/2=250m, 500m, 750m, dan 1000m
-       Bentangan AB/2 untuk pendugaan bertambah secara logaritmik dari mulai 1.6 s.d. 2000 meter
-       Interval jarak antara titik ukur antara 500 s.d 1000 m.

Output
-       peta tahanan jenis (AB/2=250m, 500m, 750m dan 1000m) dan diplot ke dalam peta kerja berskala 1:50.000 atau lebih besar  penampang tahanan jenis (kedalaman lapisan batuan)

Survei Gaya Berat
Tahapan Kegiatan
       Persiapan
       Pengukuran
       Pengolahan dan Interpretasi Data
       Pembuatan Laporan
Pengukuran lapangan
-       Pengukuran di lapangan dilakukan dengan sistem looping, yakni dimulai dari BS (Base Station) selanjutnya ke titik amat di lapangan dan kembali ke BS
- Nilai gaya berat BS diikat ke jaringan nilai absolut gaya berat nasional/ internasional (IGSN 71) yang terdekat
- Data koreksi tidal/pasang surut harus tersedia secara harian untuk koreksi terhadap hasil bacaan di lapangan.

Output
Peta anomali gaya berat skala 1:50.000 atau lebih besar :
-       Anomali Bouguer Regional,
-       Anomali Bouguer dan
-       Anomali Bouguer Sisa

Survei Geomagnet
Tahapan Kegiatan
       Persiapan
       Pengukuran
       Pengolahan dan Interpretasi Data
       Pembuatan Laporan

Pengukuran lapangan
       Pengambilan data dilakukan dengan interval titik ukur sekurang-kurangnya 500m.
       Stasiun basis ditentukan di tempat yang bebas dari gangguan benda magnet permukaan
       Pengambilan data digunakan sekurang-kurangnya dengan 2 magnetometer
       Pembacaan alat minimal 3 kali dalam setiap pengukuran

Output
peta anomali magnetik yang diplot ke dalam peta kerja berskala 1:50.000 atau lebih besar














BAB III ANALISA DATA

3.1 Survei Geokimia
Tabel 3.1 Sumber daya spekulatif
Lokasi
t (°C)
pH
Flow Rate (l/s)
Data sumber daya spekulatif
A
45
5,2
0,5
52,5
B
48
6
1,2
141,12
C
55
3,5
2
294
D
30
4
1
42
E
60
5,5
0,8
134,4
 Jumlah rata- rata
664,02

Tabel 3.2 Jenis fluida di dalam kandungan Cl, SO4, HCO3   air persumur
Lokasi
t (°C)
pH
Flow Rate (l/s)
Cl
SO4
HCO3
Rata - rata
%Cl
%SO4
%HCO3
A
45
5,2
0,5
52,1
182,1
345
579,2
0,09
0,31
0,60
B
48
6
1,2
84,8
711,9
132,4
929,1
0,09
0,77
0,14
C
55
3,5
2
12,2
560,3
0
572,5
0,02
0,98
0,00
D
30
4
1
11
597,5
0
608,5
0,02
0,98
0,00
E
60
5,5
0,8
89
631,4
121,6
842
0,11
0,75
0,14
 Jumlah rata - rata
0,33
3,79
0,88





Geometri Kimia





















Tabel 3.3 Geometri kimia cara 7
Lokasi
t (°C)
pH
Flow Rate (l/s)
Na
K
Log
Rumus 7
A
45
5,2
0,5
65,7
16,2
0,61
1729,96
B
48
6
1,2
103,7
26,5
0,59
1782,38
C
55
3,5
2
17,8
10,5
0,23
5037,54
D
30
4
1
15,3
8,5
0,26
4495,94
E
60
5,5
0,8
93,1
25,8
0,56
1912,11
Jumlah Rata - rata
14957,93

Tabel 3.4 Geometrei Kimia cara 8
Lokasi
t (°C)
pH
Flow Rate (l/s)
Na
K
Log
Rumus 8
A
45
5,2
0,5
65,7
16,2
0,61
2014,74
B
48
6
1,2
103,7
26,5
0,59
2074,61
C
55
3,5
2
17,8
10,5
0,23
5792,51
D
30
4
1
15,3
8,5
0,26
5173,91
E
60
5,5
0,8
93,1
25,8
0,56
2222,78

17278,561





















Tabel 3.4 Parameter
Parameter
Satuan
Keadaan
awal
akhir
Luas area
m2
33245000
Tebal reservoar
m
1000
Volume reservoar
m3
83112500000
Porositas

0,1
saturasi air

0,9
0,3
saturasi uap

0,1
0,7
densitas batuan
kg/m3
2400
Cp batuan
kj/kg 0K
1
Temperatur reservoir
0C
280
180
desnsitas air
kg/m3
750,2745973
887,0053173
densitas uap
kg/m3
33,16313453
5,158318993
energi dalam air
kj/kg
1228,118853
762,057639
energi dalam uap
kj/kg
2586,342773
2582,847064
Panas pada batuan
kj
5,02664E+16
3,23141E+16
Panas pada fluida
kj
6,96367E+15
1,76291E+15
Energi panas reservoir
kj
5,72301E+16
3,4077E+16
Energi maksimum yg dapat dimanfaatkan
kj

2,31531E+16
Recovery Factor (RF)

0,25

Panas yg dapat diproduksi (Qde)


5,78827E+15
lifetime
year
30

Panas selama lifetime (Qth)
kj/s

6118157,001
Faktor konversi listrik (KL)

0,13





Potensi Listrik (Qel)
Mwe

795,36




Potensi Listrik Total
Mwe














`





Tabel 3.5 Penentuan Tebal reservoir




























































Gambar 3.1 Plot lokasi peta











Gambar 3.3 pengukuran luas Area

Tidak ada komentar:

Posting Komentar