BAB X JIGGING
10.1 Landasan Teori
Jigging yaitu operasi pengerjaan mineral
berdasarkan atas perbedaan kecepatan mengendap antara mineral berharga dengan
gangue mineral.
Aksi
Jigging
Aksi jigging terdiri dari :
1. Percepatan differensial partikel pada awal
jatuh.
Percepatan differensial partikel
pada awal jatuh dengan persamaan pengendapan partikel dalam fluida :
m.a = (m - m,) g – Fd
Keterangan :
m
= Massa
partikel ( kg )
m, = Massa
fluida yang disingkirkan ( kg )
g = Percepatan partikel ( ms-2 )
Fd
= Gaya
dorong N
a = Percepatan mineral naik
pada saat partikel mulai bergerak
Fd = 0
m.a = (m – m, ) g
a =
karena volume fluida dan volume
partikel yang disingkirkan sama, dengan berat jenis :
BD =
M1 = BD x V1
Maka substitusi persamaan (1.2-3)
dengan persamaan (1.2-4) didapat :
Dimana :
pf = Density fluida ( kg/m3
)
ps = Density padatan ( kg/m3
)
v
= Volume
Dari persamaan percepatan awal
tidak tergantung pada ukuran dan bentuk, tetapi tergantung pada density padatan
dan density fluida.
2. Hindered sitling
Apabila partikel mengendap dalam
jangka waktu lama, kecepatan terminal dalam tercapai dan selanjutnya bergerak
dengan kecepatan konstan.
Gerakan partikel pada kondisi ini
tergantung pada ukuran, bentuk, dan density.
3. Trickling
Pada pengendapan partikel yang
berbeda density, ukuran, bentuk
partikel pada selang waktu akan mencapai jarak tempuh yang berbeda – beda
antara lain :
a. Partikel besar akan tiba terlebih dahulu.
b. Partikel kecil masih terus bergerak diantara
partikel besar, hal ini disebut dengan “
Consolidated Trickling “.
Kriteria
Konsentrasi
Didalam proses jigging, perbedaan berat jenis dari mineral yang akan dipisahkan
adalah sangat penting untuk mengetahui dapat atau tidaknya mineral tersebut
dipisahkan dengan cara jigging.Kriteria konsentrasi dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
Dimana :
B = Berat jenis mineral berat ( cassiterite )
R = Berat jenis mineral ringan ( mineral ikutan
)
ρ =
Berat jenis fluida
Dari persamaan (1.2-6) diatas, dapat ketentuan
untuk kriteria konsentrasi sebagai berikut :
1. Untuk kriteria konsentrasi 2,25 – 2,5 :
Mineral – mineral ini mudah
dipisahkan untuk semua ukuran.
2. Untuk kriteria konsentrasi 1,75 – 2,25 :
Mineral – mineral ini dipisahkan
sampai batas ukuran 65 – 100 mesh.
3. Untuk kriteria konsentrasi 1,5 – 1,75 :
Mineral – mineral ini sampai batas
ukuran 10 mesh.
4. Untuk kriteria konsentrasi 0,0 – 1,5 :
Mineral – mineral ini sukar dipisahkan dan akan
mudah terbawa oleh air.
Apabila suatu mineral sukar dipisahkan pada
media air, maka dapat diatasi dengan menambahkan kekentalan cairan dengan
meninggikan kadar cairan, maka kriteria konsentrasi akan naik.
Bila suatu mineral mempunyai kecepatan jatuh
yang sama tetapi mineral 1 -2 mempunyai berat jenis yang berlainan dan besar
butir yang berlainan pula tetapi mempunyai kecepatan jatuh yang sama hal ini
disebut dengan “equal falling particle“.
A. Cara
Kerja Jiging
·
Bagian – bagian Jiging
Jigging dilakukan pada alat yang disebut dengan
jig, secara garis besar jig terdiri dari satu tangki yang terbuka dan berisi
fluida yang biasanya air.Dibagian atas tangki dipasang ayakan dimana air dapat
dengan leluasa untuk melewatinya.Pada bagian bawah atau bagian samping dari
tangki dipasang alat tertentu yang disebut dengan “ energizing unit “.Energizing unit tersebut adalah alat yang akan
menimbulkan gerakan bolak – balik dari fluida yang ada dibawah ayakan
jig.Gerakan fluida keatas disebut dengan “
pulsion “ dan gerakan kebawah disebut dengan “ suction “ ( hisap ).
Proses kerja jig berprinsip pada daya naik
turunnya air dengan pekerjaan kombinasi antara tekanan dan hisapan.Pemisahan
didasarkan pada perbedaan berat jenis mineral.
Gambar 10.1. Konstruksi Sederhana Jiging
Secara umum peralatan jig merupakan sebuah
tangki terbuka yang mengisi air dengan saringan mendatar pada bagian
aatasnya.Pada bagian atas jig terdapat lapisan material kasar atau yang disebut
dengan bed, berat jenis bed terletak diantara berat jenis mineral yang akan
dipisahkan.Tangki yang dilengkapi dengan spigot
yaitu lubang pengeluaran konsentrat yang terdapat dibagian bawah jig.
Jig dilengkapi juga dengan mekanisme yang
menyebabkan terjadinya tekanan dan hisapan yang diimbangi dengan pemakaian air
tambahan yaitu berupa diafragma atau torak yang digerakkan dari motor melalui eksentrik.
Dalam hal ini bagian – bagian dari jig dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1. Plunger
Merupakan suatu batang yang dihubungkan dengan
penggerak maupun pengumpil yang dapat digerakkan dengan eksentrik, plunger
berfungsi untuk menimbulkan pulsion dan suction.
2. Screen
Suatu saringan dari kawat baja yang berfungsi
untuk :
a. Pemisahan partikel kasar dan halus.
b. Tempat lewatnya air akibat pulsion dan suction.
c. Sebagai batas bawah dari jig bed.
3. Jig bed/Ragging
Merupakan lapisan dasar yang terdiri dari
material yang biasanya mempunyai SG diantara mineral berat dan mineral ringan
atau mempunyai kecepatan jatuh antara mineral berat dan mineral ringan.Selain
berupa material dan berupa bola – bola baja, fungsi jig bed adalah :
a. Agar gaya
pulsion yang mengenai material merata.
b. Memisahkan mineral berat dengan mineral ringan.
c. Mengatur dilasi ( membuka dan menutup jig bed
).
4. Tank/hutch
Merupakan suatu tabung yang berbentuk trapesium
yang biasanya terdiri dari dua kompartemen yaitu :
a. Plunger kompartemen.
b. Screen dan bed kompartemen.
5. Under water
Under water berfungsi untuk mengimbangi supaya
tidak terlalu banyak A-flow mengalir
kebawah sehingga dapat terjadi apa yang dinamakan gerak pulsasi ( gerak keatas
dan hisapan kebawah ) disamping adanya perbedaan berat jenis dari material,
proses terjadinya pemisahan pada jig juga karena adanya perbedaan kecepatan air
kebawah.Idealnya kecepatan air keatas besarnya 4 x kecepatan air kebawah.
Untuk mendapatkan perbandingan yang ideal
tersebut, maka diperlukan under water.Namun
demikian, semakin besar tekanan under water keatas akan semakin kecil hisapan
kebawah.Hal ini mengakibatkan mineral yang berat tidak akan mempunyai
kesempatan untuk turun kebawah menjadi konsentrat, sebaliknya semakin kecil
tekanan under water keatas akan semakin semakin besar hisapan kebawah.Hal ini
akan mengakibatkan mineral ringan akan ikut menjadi konsentrat.
Cross
flow adalah aliran air diatas
permukaan jig yang mengalir hingga keujung tailing, A-flow adalah aliran air diatas jig
yang menuju kebawah atau dasar jig.Hal ini dapat dilihat pada gambar yang
berikut :
Gambar 10.2. Gerakan pulsasi
6. Spigot
Adalah sumbatan pada pengeluaran konsentrat
yang terbuat dari karet dan mempunyai lubang ditengah.Fungsi spigot adalah untuk mengatur keluarnya
konsentrat dan agar konsentrat yang keluar tidak banyak mengandung air.
7. Motor
Sebagai penggerak roda eksentrik pada plunger.
B.
Gaya – gaya yang bekerja pada jig
1.
Tekanan ( pultion )
Yang dimaksud dengan tekanan ( pulsion ) atau desakan adalah kejadian
dimana air menembus atau bergerak keatas melalui saringan jig, mengangkat bahan
– bahan atau butiran yang berada diatas saringan.Dimana butiran yang ringan
akan terangkat lebih tinggi, dalam hal ini jig bed akan terbuka karena ada
gerakan.Dengan demikian bijih yang berat akan masuk diselah – selah pori – pori
batu bed.
2.
Hisapan ( suction )
Hisapan ( suction
) merupakan suatu kejadian dimana air menembus kebawah melalui saringan membawa
bahan yang dapat melewati saringan kedasar jig.
Material yang tercampur dengan air mengalir
diatas jig, akibatnya akan terjadi tekanan dan hisapan yang berulang – ulang
sehingga diatas jig berbentuk susunan lapisan – lapisan mineral dimana butiran
– butiran dengan berat jenis yang lebih besar akan lebih cepat mengendap dan
melewati saringan untuk kemudian diambil sebagai konsentrat.Dengan adanya
kecepatan ( cross flow ) butiran yang
lebih ringan akan terbawa dan terbuang sebagai tailing.
Dalam proses jigging kemungkinan dapat terjadi
beberapa keadaan antara lain sebagai berikut :
a. Tekanan dengan banyak hisapan
Dalam keadaan ini akan lebih banyak
terjadi hisapan, dimana bed jig
seolah – olah menjadi padat.Keadaan ini kurang baik dan harus dihindarkan
karena bijih – bijih timah akan membentuk lapisan yang padat dimana hal ini
akan mengurangi kemungkinan penerobosan bijih timah yang akan turun.Hal ini
terjadi terutama apabila kekurangan air tambahan ( under water ) dan dapat diatasi dengan memperbesar panjang dorongan
atau menggerakkan hematitite.
b. Tekanan dengan sedikit hisapan
Hisapan pada proses ini tidak
terlalu kuat untuk menjadikan kompaknya batu bed, hal seperti ini adalah
baik.Batu bed dan lapisan bijih tetap lepas dan bergerak pada keadaan bahan
masuk cukup, maka bila kita memasukkan tangan kedalam akan terasa turunnya
bahan – bahan tersebut dari tangan kita.
c. Tekanan dengan tidak ada hisapan
Dalam keadaan seperti ini tidak
baik dan tidak diinginkan karena banyak kesalahan, bila bocor atau sobek
tekanan masih akan terasa karena air
tambahan.Tetapi disini hisapan tidak akan terjadi karena air akan mengalir
melewati bagian yang bocor. Keadaan seperti ini tidak baik dan harus
dihindarkan dengan mengganti membran.
3.
Operasional Jigging
Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% padatan masuk pada salah satu ujung jig
mengalir membentuk arus horizontal dipermukaan jig.Partikel – partikel terutama
yang berbutir halus terbawa arus dan keluar pada ujung yang lainnya.Pengendapan
partikel pada arus horizontal ini mengikuti mekanisme pengendapan seperti pada
palong.
Partikel – partikel yang mengendap dari arus horizontal masuk kedaerah dimana jigging bekerja yaitu daerah antara arus
horizontal dan ayakan. Mekanisme
jigging seperti percepatan differensial hindered settling dan trickling bekerja didaerah tersebut yang
dapat dibedakan antara daerah roughing sebelah atas dan daaerah separating
dibawahnya.Partikel – partikel didaerah roughing
terutama terdiri dari partikel middling dan partikel mineral ringan yang
berusaha masuk kedaerah separating. Mineral ringan didorong keatas memasuki daerah
tertransportasi dan terbawa arus horizontal.Middling
memiliki peluang masuk kedaerah separating, daerah separating dengan mudah
menerima mineral berat dan berusaha mendorong keatas middling.Consolidation trickling terjadi didaerah
ini, mineral berat dan besar dengan cepat mencapai permukaan ayakan diikuti
mineral berat kecil melalui daerah roughing
dan separating, dan dengan mekanisme consolidation trickling melewati
mineral berat besar.
4.
Panjang Stroke dan Frequency
Panjang storke
adalah panjang dorongan air oleh energizing
unit, oleh karena itu menentukan jauhnya partikel – partikel terdorong pda
saat pulsion sekaligus menentukan
jarak antara partikel pada saat pulsion
( dilasi ).Panjang storke besar menghasilkan kecepatan air naik juga besar dan
kecepatan air turun ( hisap ) besar.
Frequency
adalah banyaknya stroke permenit, umumnya satu stroke ( terdiri dari satu pulsion dan
satu suction ) sama dengan satu putaran motor. Olek karena itu frequency
dapat dinyatakan dengan putaran ( rpm ).Banyaknya frequency menentukan banyaknya pengaruh mekanisme percepatan
differensial.Pada umumnya semakin kecil ukuran umpan akan semakin kecil panjang
stroke dan semakin besar frequency akan sebaaliknya.
Tabel 10.1. Contoh Ukuran Umpan
Ukuran umpan
( mm )
|
Stroke
( mm )
|
Frequency
( rpm )
|
1 – 5
|
30 – 50
|
30 – 60
|
1 – 0, 2
|
10 – 15
|
150 – 200
|
1 – 0, 1
|
3 -6
|
200- 400
|
5.
Jenis – jenis Jigging
Proses jigging dibagi dalam tiga tahapan yaitu :
1. Pengumpanan
2. Stratifikasi
3. Pemisahan dan lapisan hasil stratifikasi
Pengumpanan harus dilakukan dengan laju persen
padatan yang konstan.Umpan yang amsuk harus merata pada permukaan
jig.Stratifikasi yang baik tergantung pada cara menimbulkan gerakan bolak –
balik fluida, tergantung pada rancangan energizing
unit.Jig yang banyak digunakan saat ini hanya berbeda pada energizing unitnya dan dalam beberapa
hal ada bentuk permukaan jig yang dapat dibedakan berdasarkan ayakannya, yakni
:
a. Jika dengan ayakan bergerak, jig ini dipakai
didaerah terpencil dan gerakan secara manual.Dan sekarang ini jig seperti ini
sudah tidak digunakan.
b. Jig dengan ayakan tetap, dilasi dari material
diatas ayakan diciptakan oleh gerakan bolak – bolik fluida yang menerobos ayakan.Sedangkan gerakan bolak – balik fluida
ditimbulkan secara mekanis oleh energi unit.
6.
Harz Jiging
Harz
jig adalah tipe alat jig
dimana gerakan – gerakan seperti tekanan dan hisapan disebabkan oleh piston
yang bergerak vertikal ( naik – turun
).Pada umumnya alat ini dipakai sebagai cleaner
( pembersih ).
Gambar 10.3. Harz jiging
7.
Diafragma Jig
Jig tipe ini menggunakan diafragma untuk
menciptakan gerakan bolak – balik, dan pada saat ini jig seperti ini banyak
digunakan karena jika piston yang digunakan untuk menimbulkan gerakan fluida
naik turun terdapat kelemahan yakni sering terjadi kebocoran pada piston.Yang
termasuk kedalam golongan diafragma jig adalah Denver mineral jig, Yuba jig, dan Baum jig.
·
Denver Mineral Jig
Tangki terdiri dari dua bagian dimana satu
bagian digunakan untuk proses jigging dan bagian lainnya tempat energizing unit ( diafragma ).Gerakan turun naik diafragma menimbulkan aksi dilasi
pada material atas ayakan.
·
Baum Jiging
Dilasi material disebabkan oleh tekanan udara,
udara bertekanan dimasukkan pada ruangan udara yang ditempatkan pada sisi jig. Udara
tersebut menekan fluida dan mendorong material yang ada diatas ayakan ( pulsion ).Ketika tekanan udara mengecil,
fluida kembali ketempat semula diikuti dengan turunnya material keatas ayakan.Pada
umumnya baum jig digunakan pada pencucian batubara dan produk dikeluarkan dari
atas ayakan.
10.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pengolahan bahan galian dengan modul jigging adalah :
1.
Mengetahui hubungan ketebalan
bed terhadap recovery.
2.
Mengetahui hubungan waktu
dengan recovcery.
10.3 Sistematika Alat
Sistematika dan mekanisme alat jig adalah :
1.
Hinderet Setling Classification
Merupakan material yang mengendap dalam waktu lama yang
merupakan fungsi presentase volume solid
dalam suspensi dimana setling ratio akan bertambah dengan bertambahnya
kandungan solid. Gerakan partikel terjadi dibawah kondisi hinderet setling. Gerakan ini sama dengan proses pengendapan
material jika meterial yang SG nya besar ukuran – ukuran butir kecil akan sama
dengan SG kecil dengan ukuran butir besar.
2.
Differrential Acceleration
Ini terjadi jika jatuhnya pertikel mempunyai gaya yang besar maka
percepatannya juga besar sehingga menimbulkan perlapisan pada pulp. Adanya
pultion dari bawah mengakibatkan bed merenggang sehingga memberikan kesempatan
partikel untuk lolos, karena adanya hisapan maka material tersebut akan
mengendap kembali.
3.
Consolidition Trickling
Merupakan pengendapan partikel yang berbeda density,
ukuran dan bentuk selama selang waktu tertentu mencapai jarak tempuh berbeda,
partikel besar akan tiba lebih dulu dibandingkan dengan partikel yang jauh
lebih kecil,
partikel kecil dalam kondisi tertentu masih terus
bergerak diantara pertikel besar.
Persentase keberhasilan pemisahan jigging (criteria concentration) dirumuskan
:
|
CC =
Keterangan :
Dh = Berat jenis mineral berat
Dl = Berat jenis mineral ringan
Dm = Berat jenis mineral pemisah (fluida)
Proses pemisahan dengan alat jig tergantung pada ukuran pori – pori
bed yang dipakai, sedangkan faktor yang mempengaruhi proses – proses pemisahan
yang perlu diperhatikan selama praktikum adalah : kecepatan air, besar lubang
screen, berat jenis fluida, tebal dan ukuran butir material yang akan
dipisahkan, tekanan fluida.
10.4 Alat Dan Bahan
10.4.1 Alat
Alat dan bahan
yang digunakan selama praktikum antara lain :
1.
Gelas
ukur
2.
Timbangan
Neraca Analitik Gelas Ukur
Gambar 10.4 Alat yang digunakan dalam jigging
10.4.2 Bahan
Sampel
yang di gunakan ialah hasil
dari sieve analysis yang lolos ayakan mesh 100, 200, 140, 200, dan Loss masing
– masing dengan berat 10 gram.
10.6 Aplikasi
Beroperasi seperti pinches
sluice dalam beberapa tingkatan. Bagian penting dari alat ini adalah
kerucut berdiameter 2 meter, dengan kemiringan 170. Umpan setelah
melalui kotak umpan masuk ke atas cone dan mengalir diatas kemiringan cone dan
terbagi dua bagian ujungnya.
|
Gambar 10.5. Mekanisme kerja reincht cone
Selanjutnya umpan yang terbagi ini masing-masing jatuh diatas
kerucut dibawahnya dan bergerak ke arah pusat kerucut, dalam hal ini terjadi
konsentrasi (seperti pinched sluice)
. Alat ini mempunyai kapasitas yang besar, dalam kondisi normal dapat mencapai
65-90 ton/jam, namun dalam kondisi tertentu dapat ditingkatkan menjadi 40-100
ton/jam. Umpan yang masuk mempunyai persen solid antara 55- 70%. Umpan
yang dapat diolah dapat mencapai
hingga sampai ukuran 3 mm atau
pada ukuran yang halus 30 mm. Walaupun kebanyakan pengolahan akan
efektif pada selang ukuran 100-600 mm.
Salah satu reichert cone yang berukuran besar di operasikan
di Palabora Mining di Afrika Selatan.
Enam puluh delapan alat ini dioperasikan untuk memproses 34.000 ton/hari dari
tailing proses flotasi. Penggunaan alat ini dimulai dengan tailing dari proses
flotasi kemudian dilakukan desliming
dan proses penghilangan mineral magnetit dengan magnetiti separator, selanjutnya tailing tersebut dimasukkan dalam sirkuit reichert cone
melalui proses rougher dan scavenger. Produk dari alat ini kemudian
konsentrate yang dihasilkan ditingkatkan kembali kadarnya dengan tabling.
|
Gambar 10.6.Foto reincht cone
10.7 Prosedur
Percobaan
1.
Menimbang berat sampel dari masing – masing mesh sebanyak 10
gram.
2.
Mengisi air ke dalam gelas ukur, lalu meletakan
sampel ke dalam gelas ukur yang telah di isi air tersebut dan mencatat waktu
yang di perlukan sampel jatuh kedasar gelas ukur tersebut.
3.
Setelah
percobaan pertama selesai isi lagi gelas ukur tersebut dang air baru dan
kemudian ulangi percoabaan seperti tadi dengan sampel lolos ayakan mesh 100,
120, 140, 200, dan Loss dan mencatat waktu nya lagi
10.8 Kesimpulan
Dari percobaan yang di lakukan di dapat, semangkin
halus ukuran sampel maka semangkin lama sampel tersebut mencapai dasar galas
ukur tersebut.
Tinggalkan Komentar anda.
BalasHapuslol 1.2-3 itu mana
BalasHapusniat buat gx
banyak rancu lo buat lol